Kamis, 30 Januari 2014

Putri Indonesia Jawa Timur menuju dunia : Sebatas symbol atau Pembawa perubahan?

Malam ini masih lelah rasanya setelah tugas ke beberapa kawasan di Jawa Timur. Begitu nonton tv eh ada pemilihan Putri Indonesia. jujur tahun ini berbeda dengan sebelumnya. Aku memang sudah tidak terlalu mengikuti perkembangan kontes putri putrian macam gini. Udah ga ada waktu buat ngurusi beginian. Satu satunya resourceku tentang hal ini ya dari salah satu temen SMAku Achmad Ansori a.k.a Vargaz Achmad kalo ga salah nama account socmednya. Dia keranjingan banget sama kontes putri-putrian maupun putra putraan…
okay back to topic. Tahun ini Putri Indonesia berasal dari Jawa Timur. Sudah jadi rahasis umum memang, terutama dikalangan teman teman model, kalau kontes seperti ini diikuti oleh banyak kalangan. Tidak saja dari propinsi yang sama. Mereka yang berasal dari propinsi lain namun masih memiliki korelasi dengan provinsi tersebut bisa mendaftar. Lets say salah satu putri Indoensia yang berasal dari Jawa Tengah beberapa tahun lalu ( dia justru banyak menghabiskan waktu di Jakarta daripada di Jateng sendiri. Konon dia memilih jateng karena leluhurnya darisana). Namun memang sih masih ada juga putri Indonesia yang memang pure berasal dari provinsi itu sendiri. Contoh kasus nih Putri Raemawasti yang asli Blitar dan kuliah di ITS (sic: kalo ga salah inget.. hehehehe), dia jadi Putri Indonesia kala itu dan mewakili Indonesia ke ajang Miss Universe juga kok.
Melihat Putri Jawa Timur menjadi Putri Indonesia, muncul pertanyaan di kepalaku, bagaimana dia bisa berperan untuk turut memajukan Jawa Timur? Loh ngapain kok Jawa Timur? Indonesia dong, kanPutri Indonesia. iya memang dia sudah menjadi PI, saya sangat sadar kalau dia terhitung beberapa menit lalu ( tulisan ini dibuat langsung ketika acara grand final PPI berakhir) dia resmi menjadi milik bangsa Indonesia. tapi gimanapun juga kan dia membawa nama Jawa Timur sebagai dapil ( meminjam istilah para caleg dengan kata dapil : daerah pemilihan). Sudah seharusnya dia bertanggungjawab untuk turut mengembangkan provinsi ini juga.
Jawa Timur memang memiliki kualitas kesejahteraan yang tinggi, pertumbuhan ekonominya udah diatas rata rata nasional. Tapi jangan salah, disparitas di wilayah ini masih terjadi. Banyak PR yang hasrus dikerjakan. Dengan membawa nama Jawa Timur, maka otomatis dia juga bertanggungjawab bukan saja untuk menunjukkan behave sebagai putri melalui sikap dan perilaku saja, namun lebih dari itu, dia juga otomatis harus ikut memajukan provinsi ini dengan cara apapun. Lah tapi kan dia pasti punya jadwal padat Mas, gimana bangunnya? Ikut membangun Jawa Timur bukan melulu harus berada di provinsi ini terus. Namun turut memberikan sumbang sih pemikiran, tenaga, akses, lobi dan apapun yang dimiliki untuk kemajuan Jawa timur.
Lets say potensi Jawa Timur yang demikian besar. Batik salah satunya, 30an dari 38 kabupaten kota di provinsi ini memiliki motifnya masing masing. Wisata juga ga kalah lho dibanding Bali. Bahkan dikawasan pantai selatan jawa memiliki banyak sekali objek menakjubkan. Seperti beberapa pantai yang ditemukan oleh teman teman PACIWISTU ( sebuah organisasi yang pecinta wisata Tulungagung ).
Putri Indonesia juga memiliki sejumlah misi social. Ada banyak sekali agenda yang bisa dia angkat berdasarkan kondisi di masyarakat Jawa Timur. Masalah gender dan pendidikan misalnya, masih banyak masyarakat di Jawa Timur yang menganggap pendidikan untuk wanita itu tidak penting. Fenomena menikahkan anak di usia dini juga banyak. Jujur beberapa teman sudah menikah bahkan ketika masih di bangku SMA. Terlepas dari bagaiamana status social meraka, hal ini menunjukkan bahwa di provinsi ini pro gender harus dilakukan. Bukankah PI juga focus disini? Pemberantasan buta huruf juga bisa dilakukan disini. Isu ini bisa diangkat untuk ditindak lanjuti, bukan sekedar dikunjungi dan sebagai ajang foto foto seperti yang biasa dilakukan para putri tersebut. Mengawal perubahan social di masyarakat perlu untuk dikawal. Sebagai orang yang memiliki akses, rasanya tidak terlalu muluk mengantungkan asa ini kepadanya. Paling tidak, ketika courtesy call dengan para petingi negeri ini, dia bisa bercerita tentang kondisi real disini.
sebagai putri Jawa Timur, harus bisa mengubah paradigm masyarakat bahwa Putri semacam itu hanya akan mendatangi untuk show off. dia harus bisa menjadi motor penggerak kegiatan social di Jawa Timur. Banyak kawasan yang masih butuh sentuhan orang dari luar di provinsi ini. Pun itu tidak termasuk prokernya, dia kan bisa merangkul teman temannya alumni Pemilihan Putri Indonesia Jawa Timur, dimana orang orang itu mayoritas berisi para duta wisata dan sebagainya. Dia bisa daja membuat movement tersebut di masyarakat Jawa Timur. Bagaimanapun juga sebagai Putri Indonesia yang membawa nama Jawa Timur sebagai dapilnya, tanggung jawab morak berupa feedback positif bagi masyarakat harus bisa dirasakan. Jangan seperti para wakil rakyat asal jatim yang beberapa diantaranya lupa atau malah hanya mendekat ke konstituen sebelum pemilihan. Pemahaman akan keJawa Timurannya harus ada.
Mungkin sejumlah pembaca akan menilai ini terlalu utopians, sebenarnya tidak, ini bisa dilakukan. Anggap saja tulisan ini sebagai ungkapan ‘mengingatkan’ dari salah satu masyarakat Jawa Timur, yang nama daerahnya dipakai untuk pemenangan putri Indoensia. Senang pasti, mendukung jelas iya, namun mengingatkan harus dilakukan agar dia tidak terlalu terhanyur dalam euphoria kemenangan dan persiapan Miss Universe dan melupakan dari provinsi mana dia berasal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar