Jumat, 28 Februari 2014

Multitasking ala Stasiun Ngunut : Cleaning Servicepun bisa jadi petugas Ticketing loh

Sebenernya aku sudah mulai bisa menerima untuk tidak memikirkan masalah itu lagi. Namun siang ini fitria tiba tiba WA. Dia Tanya tentang pengaduan PT KAI by web. Karena dia baru saja mendapatkan pengalaman kurang menyenangkan dengan kereta api. Seketika aku merasa perlu untuk kembali mengevaluasi layanan instansi dibawah pimpinan Ignatius Jonan ini.
Untuk kesekian kalinya, pengalaman ini terkait dengan stasiun di kota yang aku cintai, Ngunut, Tulungagung. Heran yah, udah sering di nyiyirin kok tetep ajah pelayanannya geje. Ga mau melakukan perbaikan banget sepertinya. Atau jangan jangan udah terlanjur bebal kali yah. Pengalaman lain aku tuliskan di cerita sebelumnya di link ini.
Sebenernya semua berawal dari hari minggu 23 Februari 2014 lalu. Saat itu pakde telpon kalo kakak akan ikutan Jogja Air Show. Jadi kami nyusul kesana. Aku menyarankan untuk naik kereta. Seketika aku langsung beli online. Untuk pembayaran aku memilih lewat indomaret Ngunut. jujur udah kapok berurusan sama stasiun ngunut perkara pembayaran tiket online. Maklum dong dim harusnya, namanya juga di daerah.udah makluuuuuuuuuuuuuummmmmmmm pake bangettttttttt. Next. Setelah pembayaran berhasil, aku coba print di ngunut. Eh bisa. Pelayanannya juga sesuai SOP PT KAI seperti yang biasa aku dapatkan. Walaupun sebenernye udah ada feeling ga enak tapi biarlah.
Beberapa hari kemudian tepatnya kamis 27 Februari kemarin feeling ga enakku jadi kenyataan. Kita batal ke jogja karena kelasnya masku tidak dipertandingkan di ajang Jogja Air Show itu. Alhasil tiket harus diberi perlakuan sedemikian rupa dong. Berhubung aku lagi ngantor di Surabaya, aku minta tolonglah kemasku di ngunut. Mungkin karena ga pernah mengurus beginian, masku juga agak bingung. Terus dipakelah jalan tengah kalo begitu tiba di depan loket, mas ku aku telpon.
Benar saja di depan loket masku langsung telpon. Aku pun ngomong keinginanku ke simbak bla bla bla.. dan bagaikan kena gledek, simbak blang,
’ mohon maaf mas, gini ceritanya, saya itu aslinya petugas cleaning disini, cleaning service yang disuruh jualin tiket, karena petugasnya lagi libur. Mungkin yang mas pengin itu bisa disini, tapi berhubung saya itu petugas cleaning, jadi saya ndak bisa. Saya ndak tau caranya, saya belum diblajari mungkin. Jadi saya sarankan biar lancar untuk ke stasiun besar aja.. ‘
Mateeeeekkk naaaakkkk… apa apaan ini stasiun ngunut.tambah keren ae. Petugas cleaning dijadiin petugas penjualan tiket. Gaji ga seberapa tanggung jawab gedhe. Ga logis banget ga sih. But aku tetep mengapresiasi simbak cleaning. Aku mengapresiasi kejujurannya. Meskipun sebenernya jengkel tapi jengkelku pada petugas tikcketingnya. Kalo sama si mbak cleaning, dia adalah korban. Dia nggak tahu apa apa tapi dibenamkan disana. at least ini analisaku sih. Kenapa? Ya iyalah tanggung jawabnya itu loh. Ticketing kan tanggung jawabnya gedhe. Lah ini anak cleaning dikasih tanggung jawab segitu gedhenya. Dari segi salary juga pasti idealnya lebih gede dong dari petugas cleaning, tapi dia mengalihkan ke petugas cleaning ini. Rasanya ga adil ajah kan kalo seperti ini.
Yang jadi pertanyaanku adalah apakah ga ada orang lain di stasiun sampe petugas cleaning harus jadi petugas ticketing. Kalo memang disana ga ada orang petugas terus ngrangkap sih ga masalah.tapi dalam konteksseperti ini kan pastinya petuas cleaning yang di sulap jualan tiket pasti bisa dong semua tools yang ada, terus pasti secara teknis punya kemampuan mengoperasikan system dengan hak akses atas namanya. Kenapa same sedetail itu?karena kan memang ga ada orang di stasiun tersebut, jadi lembaga diatasnya tahu kondisini ini, sehingga dilakukan multitasking seperti itu. Itu idealnya. Yang jadi pertanyaan berikutnya adalah, ini diketahui ga sih ama daops? Atau jangan jangan petugas ticketing lagi males nglayani. Kalo memang petugas ticketingnya libur, kenapa tidakada orang lain dengan status dan kepangkatan sama yangmenggantikan? Ini aneh. Keanehan ini akankah dipelihara atau diperbaiki? Kita lihat saja nanti…