yogyakarta... sebuah kota penuh cerita.. ga terasa hari ini resmi aku mengakhiri study
semester ini di jogja. kota yang senantiasa aku tinggalkan di hari kamis, dan kudatangi pada
senin dini hari.
kalo kata siti nur haliza, 'begitu banyak cerita, ada suka ada duka..' eitzz tapi kelanjutan
liriknya bukan buat konsumsi umum yaaa.. hehehehe... yup memang benar.. ada banyak cerita
selama satu semester ini. aku juga bertemu dengan orang orang yang katanya ebiet ' sebatas
angan'..
ada duka disini. mungkin bukan sebuah duka yang mengharubiru, namun sebuah duka bernama
mengalah pada keadaan untuk menang. situasi transisi yang sulit dalam kehidupanku.
meninggalkan sebuah kehidupan lama di kota pahlawan dan memulainya yang baru. meski bukan
total baru. kenapa? karena aku hanya membagi diriku kaya amoeba yang membelah diri, untuk
hidup di dua kota jogja dan surabaya. berat memang diawal, tapi bisa dibilang indah ketika
kita bisa menikmati setiap fragmen kehidupan tersebut. kota ini telah sukses membuatku
sedikit lebih mendengar, sedikit lebih melihat, dan sedikit lebih merasakan. perjuangan yang
sebenarnya terjadi disni. bukan hanya versi cerita dari buku buku motivator ataupun versi
novel yang sering aku baca dikala rehat
ada moment, ta benar, banyak sekali moment disini. salah satunya adalah nekad bolos kuliah
hehehee.. demin merasakan 'ambience', seperti yang berulang kali dibilang mak eka maria ulfa.
bersamanya kami nekad nyewa motor demi sebuah kesakralan budaya jawa bernama dhaup ageng
sultan mantu. aku, benar benar menjadi orang biasa. jika dulu aku bisa saja ikut dengan
mengandalkan karu sakti, namun disini, aku benar benar berbaur dengan warga jogja. aku
melihat dimana budaya masih sangat erat dijunjung disini. aku melihat sebuah kebanggan dari
orang jelata karena sang suami mengabdikan diri pada keraon. ekspresinya sungguh tulus ketika
berulang kali si ibu menjelaskan pada kami semua yang notabene bukan warga asli tentang
budaya jogja.
ada persahabatan, ya.. disinilah saya menemukan teman. para penyamun dengan keunikan masing
masing. Intan Suryaningtyas Zakiah, Aulia Basuki, Tommy Erawan, Densa Siregar dan si aceh
fiandy mauliansyah. berawal dari makan siang bareng, saya menemukan keakraban disini.
keakraban sebuah pertemanan yang sayapun sudah lupa kapan terakhir merasakannya. memang saya
punya teman teman devata balinesia di surabaya, namun yang saya rasakan lebih dari itu.
merekalah yang membuat saya merasa kesepian ketika terpisah dan harus pulang ke surabaya.
mereka mengajarkan saya ga enaknya berpisah dengan teman. hmmmm.... rasanya kok koyo melasmen
yo uripku sebelumnya hahahaha... jujur rasanya berat meninggalkan kelima makhluk ajaib
tersebut untuk pulang dan menjalani libur serta tugas di depan mata
ada ilmu, ya benar, saya benar benar belajar bagaimana mencari ilmu yang benar. yang jelas,
disini syaa jadi rajin kuliah, meski kadang telat sih, terutama pas senin karena dini hari
baru sampe dan pagi kuliah, atau telat di hari selasa karena harus masuk pagiiiiii
benerrrrr... hahahaha... saya jadi tahu banyak tentang pentingnya pendidikan tinggi, ga cuma
itu, saya benar benar tahu bagaimana memanfaatan ffasilitas belajar. dan yang terpenting,
saya tahu rasanya takut ama dosen. hahahahaha.... maaph yah pak budosen saya dulu... saya
terlalu menganggap anda sebagai teman main sih... seperti pas bimbingan TA, kalo bukan gue,
ga bakal ada lagi deh yang bimbingan selama 4 jam dimana bimbingannya cuma 30 menit sisanya
ngobroooollll panjang kali lebar kali tinggi ama dosen pembimbing.. hehehehe
bertemu dengan yang sebatas angan... ya benar. dulu saya hanya bisa berinterkasi dengan
expertise hanya sebatas pada hubungan jurnalis dan narasumber. tapi kini saya benar benar
bisa beertemu dengan sosok sosok wow. saya juga diajar dengan bukan orang biasa. sebut saja
founder LSI- mas Dodi Ambardi P.hD, doktor yang luhmanian sekaligus seseorang yang paling
bikin saya penasaran padanya bahkan sebelum diterima di komunikasi UGM DR, Phil Hermin Indah
Wahyuni, terus ada mbak Rahayu, seseorang yang saya salut dengan perjuangannya dari kota
kecil bernama tulungagung menuju dunia. saya salut karena memang beliau asli sana. dari segi
mahasiswanya saya benar benar berada ditengah bukan orang biasa, bahkan benar benar calon
pemimpin masa depan negeri ini. eka maria ulfa sang wapemred suara pasuruan, mbak Condrodewi
Puspita dengan pengalamannya, mbak Ina Ratriana yang jago statistik, mbak Isma sang humas
pemkot jogja, mbak andry dan mas febry kominfo mungkin merekalah sosok pembawa pencerahan
tentang information society di Indonesia kelak. sastrawan keren kang Abid yang benar benar
membawa jambi mendunia.
ada jurnalis. nah ini yang sampe sekarang ane gagal paham. pulau jawa ini cukup luas, namun
disini saya bener bener dipertemukan dengan orang orang yang terlinked dengan kehidupan
profesional saya. demi apah coba para broadcaster surabaya berkumpul di kota bernama jogja di
waktu yang nyaris bersamaan, eka maria ulfa eks, Randie Kastanya, Yuki Aditya eks Suara
Surabaya, ane eks Elshinta, terus Nana Prayogo eks Trijaya. ini masih bikin gagal paham.. ga
cuma itu disini juga ada dua orang jurnalis lain, lats say bang satria sang kepala suku, eks
trijaya yang sekarang di humas UGM dan lutfi luberto eks RRI pro 3 Jakarta hahahaha...
ooopppsss the last but not least... ada keluarga juga disini, dua orang yang ebenr bener udah
jadi keluarga baruku. Yona Septiani dan Amirul Hakim. merekalah tempatku datang saat laper,
tempat berkeluh kesah saat susah, dan tempatku jahil saat stress... hehehehe...
sekarang 00.05 saat tulisan ini selesai dibikin. bentar lagi keretaku datang. welcmoe
world... aku akan kembali ke kehidupan lamaku sejenak, tapi kalian semua dan pengalaman ini
masih
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar