Selasa, 24 Januari 2012

Masih ada... sebuah refleksi diskriminasi (Juanda International Airport)

smsan bersama Norma Dian Prastiwi adek kelasku SMA yang sekarang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi kota Malang tiba tiba mengingatkanku tentang sebuah kejadian beberapa minggu silam.
Jumat itu akibat suatu hal aku harus ke Jakarta dengan menggunakan penerbangan pertama dari Surabaya. jujur asline ngono aku males pake penerbangan pertama. repot tingkat akut soalnya. mulai dari harus bangun sebelum subuh. sampai masalah cari taksi yang luamaaa banget. yah walaupun satu satunya yang pasti kalo penerbangan pagi adalah ga mungkin delay.
petualanganku pagi itu dimulai dari kejar kejaran taksi. di seitar rumahku sebenernya ada pangkalan taksi. warga sekitar rumahku menyebutnya taksi putih. tapi taksi ini rese banget. mulai dari si sopir yang kadang Sok Kenal Sok Deket ama kita, bawa mobil yang ugal ugalan sampai yang terparah adalah permainan argo. ini yang ga bia aku tolerir. masa iya rumah ke Gubeng yang normal sekitar 25 ribu bahkan kurang ini sampe hampir 40 ribu dengan kecepatan dan rute yang sama tanpa macet. belum lagi kalo urusan keselamatan dan kenyamanan jangan harap deh dari taksi putih ini.
next balik ke topik. sekitar jam 4 pagi aku telpon supir blue bird langganan adekku. ternyata dia lagi sholat di masjid deket rumah. ketika aku telpon dia sudah siap meluncur. perjalanan dan penantian menuju ke gang merupakan saat yang mendebarkan. bayangin ajah aku harus menyiapkan alasan buat nolak pake taksi putih yang mayoritas sopirnya adalah preman. alhasil ga sampe 5 menit menunggu dan setelah menolak tawaran supir taksi putih, ada sebuah armada burung biru alias blue bird langsung berhenti dihadapanku. mobil ini lari dengan kecepatan tinggi dan brenti ndadak tepat dihadapanku.. aku langsung meraih pintu depan. bagiku yang penting naik dulu.
di dalam taksi drivernya bilang,
' mas kita lurus ajah yak.. saya ga berani balik jalan neh'
' oke deh cepetan cabut dari sini mas.. lurus ja.. kita masuk tolnya muter ajah.. cepet cepet'
si driver ga mau puter balik cukup beralasan. karena pasti nanti bakal dihadang ama driver tasi putih. makanya aku suruh muter. pikirku ga masalah deh mter dikit orang masih subuh juga. yah si mas driver pake acara pindahin jaket ke bagasi lagi. wah bingung gw.. makin ketir ketir aja neh.. untung ga sampe didatangi.. soalnya supir taksi putih itu garang garang.. langsung kita tancap gas kecepatan tinggi.. wah.. aman deh sampai bandara. personally aku mending telpon dan muter kaya gini asal selamat dan nyaman sampe tujuan daripada pake tasi putih yang dipertanyakan keselamatan dan kenyamanannya.
INI INTI CERITANYA
Suasana Juanda International Airport saat itu rameee banget. aku ga tahu apakah tiap pagi seperti ini atau ga. soalnya bisa dibilang itu pertama kalinya aku naik first flight. biasanya paling pagi aku naik jam 10. tapi paling sering jam 12. awalnya aku pikir itu adalah rombongan pengantar orang naik haji. tapi buru buru aku ralat fikiran itu. pasalnya kalo emang rombongan naik haji kenapa berhentinya di keberangkatan domestik? kenapa keberangkatan internasional malah sepi mamring kalo orang jawa bilang mah.
drop zone keberangkatan domestik dipenuhi oleh mobil mobil luar kota. umumnya ber plat nomor AG, dan AE. jenis kendaraan yang digunakan pun termasuk berukuran besar yakni Isuzu elf. taksiku pun sempat kebingungan mau ngedrop dimana. beruntung di depan ada taksi keluar jadi yah nge drop disana.
suasana pagi itu benar benar berbeda dengan juanda yang aku kenal. aku merasa ga sedang ada di juanda. aku justru merasa ada di Gubeng atau semut buat pulang ke Ngunut. lha habis bahasane ki lho mulai roaming. dari cara berpakaian juga persis orang orang tulungagung dan sekitarnya. yang menguatkan argumenku adalah plat nomor kendaraan di drop zone. barang barang yang dibawa, cara mereka packing yang beresiko, cara berpakaian dan yang paling ga bisa ditipu adalah logat bicara..
prediksiku sih ini orang orang daerah yang mau merantau ke Kalimantan atau sekedar mengunjungi keluarganya disana. tapi tidak menutup kemungkinan ini adalah TKI yang akan kembali melalui jalur lain. bisa ajah kan TKI di malaysia yang berangkat lewat batam? atau TKI kemana kek tapi pesawatnya berangkat dari SOetta tar malam jadi dia pagi ke SOetta dulu..
Keramaian ini terus berlangsung hingga ke antrian di depan pintu security check pertama sebelum kita check in bandara. disini antrian benar benar mengular. bahkan terkesan macet. kesemrawutan makin terasa ketika ada bapak bapak bserta satu keluarga besar yang masing masing ada yang nenteng tas, kardus dengan temali seadanya, bahkan ada yang bawa karung juga. ga ada diantara mereka yang jalan normal. semuanya terengah engah kaya orang abis marathon. dalam hati aku bilang, ' walah pak timbang gotong gitu kenapa ga pake troley ajah'. aku juga mikir ' barang sebanyak itu over weight ga ya' . belum lagi liat packagingnya . bikin gemes ajah. aku jadi ngeri sendiri kalo barang itu dilempar lempar apa ga malah rusak semua ya isinya nanti????
di ujung besi antrian aku liat ada arisan panci emak emak dengan beberapa orang lainnya. di sekitar emak emak itu ada troley yang penuh barang. kalo dilihat dari caranya bicara mereka lagi membagi tiket dan mempersiapkan barang buat masuk. yang agak nyebelin ketika ada bapak - bapak dan anak istrinya (lagi) sambil memanggul kardus yang diikat seadanya menyerobot antrianku. sepertinya si bapak yang tadinya berdiri dibelakangku kecapekan dan pindah jalur antri untuk menyerobotku. untung masih subuh dan jam cek in masih panjang. jadi aku biarin ajah itu si bapak.
mataku kemudian terhenti pada sistem pemeriksaan penumpang yang akan masuk. aku melihat ada sesuatu yang terjadi disana. sepertinya petugas sedang terlibat perdebatan alot dengan salah satu penumpang. ternyata usut punya usut penumpang tadi tidak membawa KTP. ada juga yang nama tiket dan KTP tidak singkron sehingga harus mengulang. bahkan ada ibu ibu yang lupa bawa KTP. ketika ditanyain identitas diri lainnya si ibu bilang dibawa suaminya. alhasil ibu yang berlogat tulungagungan itu harus minggir dulu. dia harus menepi ke pagar pembatas sehingga penumpang lain bisa melewatinya.
tiba tiba ada bapak bapak yang bertanya ke ibu itu
' lho bu kok tasik dhateng mriki, kulo kinten jenengan mpun mlebet o'
' urung mas.. iki lho aku kok lali sakplengan ra gowo KTP. saiki ngenteni pake jukuk SIM'
sepertinya mereka adalah rombongan dalam travel yang sama dari tulungagung.
melihat antrian yang makin mengular petugaspun mulai melakukan pensortiran cepat. pemeriksaan kesesuaian tiket dan KTP yang tadi berlangsung dibedakan berdasarkan jenis pakaian calon penumpang. mereka dengan style maaf dari daerah, dapat dipastikan akan mengalami pemeriksaan yang jauh lebih lama. petugas benar benar detail dalam memeriksa kesesuaian antara tiket dan KTP. bahkan parahnya petugas sama sekali tidak memberikan senyum terbaik mereka. yang ada ekspresinya ditekuk terus. walau sepengetahuanku petugas di pemeriksaan ini emang jarang senyum hehehehehe....
bagi calon penumpang yang disinyalir berasal dari kota Surabaya (keliatan dari cara berpakaiannya) akan dimudahkan. tidak ada yang namanya pemeriksaan mendetail. yang ada hanyalah cukup menunjukkan tiket saja kita udah bisa langsung masuk. aku mengaaminya sendiri. saat itu aku memakai jaket blazer hitam, kaos berkerah dan jeans plus sandal selop. saat itu aku tidak membawa bagasi karena malamnya sudah balik ke surabaya. satu satunya tas yang aku bawa cuma tas slempang saja.
harusnya aku juga kena jika petugas melakukan pemeriksaan beneran. pasalnya di tiket yang aku miliki terjadi kesalahan nama. dimana nama tengahku 'P' berganti menjadi 'S' yang merupakan nama tengah dari adikku. aku sudah sangat siap jika harus debat panjang lebar dengan petugas jika hal itu beneran terjadi. namun kenyataan dilapangan aku bebas melenggang masuk hanya dengan menunjukkan tiket tanpa memberikannya pada petugas bandara. perlakukan seperti ini bukan hanya aku alami, melainkan semua calon penumpang yang kebetulan berpakaian sedikit lebih baikd ari lainnya.
tindakan yang dilakukan petugas bandara ini jelas merupakan sebuah diskriminasi berdasarkan desa atau kota. dari sini terlihat jelas jika petugas kita tetap menganggap mereka yang berasal dari daerah identik dengan ndeso. padahal mereka tidak tahu jika belum tentu orang yang mendapat perlakukan diskriminasi ndeso beneran. terkadang orang yang diperlakukan demikian malah lebih baik dari segi finansial dan segalanya, dibanding petugas bandara yang menang mentereng itu.
miris sebenarnya melihat fakta dilapangan. sepertinya stereotype tentang orang udik tidak dapat lepas begitu saja. tugas kitalah sebagai yang sedikit lebih tahu dibandng mereka untuk membantu jika memang mereka membutuhkan. bukannya malah membiarkan mereka berada dalam kebingungan dan menjadi sasaran empuk oknum yang tidak bertanggung jawab. walaupun indonesia belum seperti amerika yang kemana mana terbang, namun sosialisasi cara dan prosedur terbang sepertinya juga harus digalakkan. sehingga mereka dapat mengetahui telah diperlakukan dengan baik atau tidak. serta tentunya untuk emncegah tindakan serupa terulang kembali

POLA-POLA PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERATURAN PERUNDANGAN

POLA-POLA PERANCANGAN

SISTEM INFORMASI PERATURAN PERUNDANGAN


Disusun Oleh :

DIMAS PRAKOSO NUGROHO 08120029

CHRISTIAN NOVIANTO 08120059

LUSI SUSANTI 08120077

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2012


ITERATOR DESAIN PATTERN
SISTEM INFORMASI PERATURAN PERUNDANGAN



KETERANGAN:
 Kelas Aplikasi Peraturan Perundangan ini menunjukkan antarmuka dari aplikasi.
 Kelas login merupakan kelas utama yang diakses oleh pengguna.
 Kelas form peraturan merupakan tampilan seluruh peraturan yang ada.
 Kelas form tambah peraturan merupakan tampilan penambahan peraturan.
 Kelas form tambah pengguna merupakan penambahan pengguna yang dilakukan oleh admin.
 Kelas form cari merupakan tampilan untuk mencari peraturan yang di inginkan oleh pengguna.
 Kelas control peraturan merupakan kelas yang digunakan untuk mengontrol semua aktivitas dari aplikasi peraturan perundangan.

SOURCE CODE
SISTEM INFORMASI PERATURAN PERUNDANGAN

Source Code Class View Peraturan
String xDRIVERS = "com.mysql.jdbc.Driver";
String xUSER = "root";
String xPASSWD = "";
String xSTRINGS = "jdbc:mysql://localhost:3306/bps";
//Driver driverUser = (Driver)Class.forName(xDRIVER).newInstance();
Class.forName(xDRIVERS);
Connection connUser2 = DriverManager.getConnection(xSTRINGS,xUSER,xPASSWD);
String no = request.getParameter("no");
Statement stmt = connUser2.createStatement();
String sql2 = "SELECT * FROM pokok where idpok = '" + no + "'";
ResultSet rs = stmt.executeQuery(sql2);

if (rs.next())
{
String peraturan=rs.getString("peraturan");
String deskripsi=rs.getString("deskripsi");
String lampiran=rs.getString("lampiran");

%>