Sabtu, 01 Juni 2013

Behind the scene VIOLET ORCHESTRA Universitas Negeri Yogyakarta in concert dan hasrat terpendam kembali ke bermarching ria

Sudah sejak lama bisa dibilang aku punya hasrat terpendam ingin banget bisa nonton sebuah konser orchestra.ga tahu kenapa, aransemen dari orchestra, gesekan biola, tiupan saxophone dan sejenisnya, rancaknya perkusi bener bener bikin adem. Memang sih intstrumen buat music klasik itu rumit. Bahkan diperlukan sebuah pemahaman akan harmonisasi untuk bisa menikatinya. Tapi ketika dinikmati sebua begitu harmonis dan indah. Sejak lama aku pengen nonton. Tapi sepertinya masih belum kesampaian deh. Hingga akhir bulan ini aku dipanggil kembali oleh almamater untuk menghandle acara konser orchestra… seneng? Pastilah…..
Bisa dibilang ini adalah buah kesabaranku untuk menunggu kapan ada konser. Eh malah di kasih kesempatan handle acara. Thanks a lot buat Ir. Erna Harianti Koestedjo M. MA yang sudah mempercayai aku menggantikan beliau. Harusnya aku cuma bertugas jadi host ajah, tapi karena satu dan lain hal beliau tidak bisa melaksanakan tugas sepenuhnya. Finally aku pun menggelinding untuk menangani event akbar ini. Just information, bu Erna bukan saja sosok dosen di kampusku, lebih dari itu. Beliau adalah seniorku juga. Beliau mengawali karir sebagai news presenter di kantorku, kemudian memilih mengabdikan diri di bidang akademik kampus setelah turun dari layar.
Sebenernya semuanya berjalan smooth, yang bikin ribet itu adalah keinginan dari para pimpinana yang harus kita akomodir. Apalagi ketika keinginan itu datang secara tiba tiba. Bahkan terkadang tanpa koordinsi terlebih dahulu. Itu yang lumayan bikin snewen. Hahahaha.
Tadi malam kami menampilkan persembahan dari violet orchestra jurusan seni musik, fakultas bahasa dan seni, universitas negeri Yogyakarta. Ini merupakan satu satunya orchestra di Indonesia dibawah institusi pendidikan tinggi. Orchestra ini sudah lahir sejak er a 80an dan terus eksis hingga sekarang. Dibawah pimpinan HT Silaen, S, Mus, M.Hum mereka terus bertahan. Adapun conductor dalam pagelaran tadi malam oleh Drs. Agustianto M.Pd.
Ada 8 lagu yang dipersembahkan oleh violet orchestra tadi malam. Lagu ini dibagi dalam dua sesi, pertama adalah lagu kolaborasi antara paduan suara gita suara wijaya dengan violetorchestra dengan kebyar kebyar sebagai pembuka, dilanjutkan dengan medley sersan mayor dan kopral jono, dan diakhiri dengan marilah kemari. Setelah sesi ini dilanjutkan dengan penampilan yang lebih orchestra. Ada lima lagu yangdibawakan oleh pak memet dan mbak yeni. Puncak penampilan orchestra ini diisi dengan laguduetatara pak memet dengan mbak yeni. Mereka membawakan lagu the prayer. Persembahan kurang lebih selama 40an menit ini kok kurang ya. hehehehee
Jujur aku kaget bangetmereka bisa se all out ini. Padahal pada saat GR belum semenghentak ini. Aku rasa ini akibat factor menjaga mood ya. Mood bukan seperti partitur lagu yang harus terus dilatih. Mood itu harus dijaga biar tetep bagus sampe akhir. Akukemarin hamper ajah kebobolan. Emosi semet memuncak. Akhirnya daripada semua kacau mending pulang dan istirahat sejenak. Alhamdulillah sudah kembali baik lagi moodnya.
Melihat temen temen dari violet orchestra ini aku membawa anganku ke berbilang tahun lalu. Aku melihat bagaimana mereka datang, bongkar alat dari bus, seting diaatas stage, sampai sesi latian. Semua terlihat sangat rapi. Aku yakin mereka ini sudah masuk ke ranah professional. Tidak seperti kegietan maupun organisasi dari alam kampus yang melakukan kegiatan. Susah banget disuruh melakukan sesuatu.
Aku teringat saat saat masih membela panji panji Bina Remaja Marching Band / Gema Swara Indria Loka. Aku teringat saat kami mengikuti hamengkubuwono Marching Band Championship kala itu. Kami berangkat pada malam hari menggunakan bus. Tiba di jogja jam 3 pagi langsung istirahat sejenak. Jam 8 pagi kami menuju mandala krida untuk melakukan uji coba lapangan. 3 sore kami sudah d venue dan perform sekitar jam setengan 5. Di depan kami ada tim dari Gita Sandi Putra Langsa Nangroe Aceh Darussalam. Setelahperform wajib hukumnya untuk kembali ke hotel. Setelah itu kami disilakan kalo mau nonton. Jam 9 malam semua wajib untuk berada di kamar masingmasing dan tidur. Semuanya begitu teratur.
Keteraturan itulah yang membuat kami akhirnya masuk ke finaldan berujung manis dengan menyandang predikat juara 2 nasional divisi utama style drum band hamengku uwono marching band championship. Sedang juara 1 pada divisi sama diraih oleh Gita Arwana Gorontalo.
Kesuksesan dari setiap pementasan bukan pada siapa pelatih, arranger, atau nama besar pemain. Hanya satu hal yang mensusksseskan semua itu yakni disiplin. Awalnya kami memang dipaksa untuk disiplin waktu saat latihan, dan dberi target untuk sampai pada tahapan mahir memaninkan sebuah lagu dalam waktu singkat. Kalo sampe ga disiplin, missal waktu tidur dipake buat main, nanti latihan atau parahnya saat perform ngantuk sehingga merusak konsentrasi.
ku melihat temen temen UNY juga melakukan hal yang sama. Mereka juga didisiplinkan secara waktu. Selain itu mereka juga serius dalam mengerjakan segala sesuatunya. Dibalik sikap sedikit bicaranya, mereka mampu bersuara dalam bahasa karya. Sebuah persembahan indah dan bagus. Sama halnya dengan marching band, kami tdak dapak didadak untuk memainkan lagu tertentu. Hal ini dikarenakan kami harus latihan dulu. Selain itu ketegsan dari management maupun pelatih juga penting. Buat apa merancang dan mendisiplinkan kalo pelatih dan managementnya ga bisa tegas.
Sebuah rasa yang lama terpendam itu muncul ketika selesai melihat performance dari temen temen violet orchestra. Aku merasa sayang harus berpisah dengan mereka. Rasanya pengen sekali terus bareng. Memang singkatnya waktu dan padatnya kerjaan membuatku ga sempet banyak berinteraksi ama mereka. Ini adalah rasa yang smaa, saat aku harus meninggalkan jogja, maupun Surabaya setelah lomba disana. kami seneng banget bisa ketemu dengan temen temen dari daerah lain. jujur aku sangat kangen moment itu. Aku kangen dengan sorotan lampu pada tim, kangen pada langan display indoor maupun outdoor, kangen tepukan penonton, kangen pada rancaknya pekusi, hamoninya hornline dan indahnya colorguard. Ingin banget bisa main marchingband sekali lagi. Sayangnya di kota Surabaya ini aku belum menemukan tim marchingband professional di klasemen umum yang tidak terikat dengan isntansi tertentu. Aku ingin sepeti bireme dulu. Pun masih diijinkan aku ingin bisa main lagi. Bisalatihan and so and so.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar