Sabtu, 22 Oktober 2011

MESTAKUNG: SEMESTA MENDUKUNG SELURH PERJUANGAN KITA

Semesta Mendukung adalah sebuah film karya Mizan, yang menggambarkan kuatnya tentang persahabatan, kecintaan pada sains, dan arti kasih ibu. Film ini terinspirasi dari kisah-kisah kegemilangan putra-putri Indonesia mengangkat nama bangsa Indonesia di kancah dunia internasional lewat berbagai olimpiade sains. sejumlah olimpiade sains yang langganan diikuti putra putri indonesia adalah International Biology Olimpiad dengan tim bernama TOBI a.k.a Tim Olimpiade Biologi Indonesia, International Phisic Olimpiad / IPHO dengan tim TOFInya, matematika dengan tim TOMI nya, kimia dengan tim TOKInya dan lain lain. dari kesemuanya, fisika menjadi tim yang paling banyak membawa medali pulang. kebangkitan ini setelah era johanes pradana mailoa. Back to the film, kisah ini tentang Muhammad Arief (Sayef Muhammad Billah), anak dari keluarga miskin di Sumenep, Madura, sangat menggemari sains, khususnya fisika.Arief tinggal bersama ayahnya, Muslat (Lukman Sardi), mantan petani garam yang beralih profesi menjadi sopir truk serabutan karena ladang garam sedang dilanda paceklik. Lantaran kondisi ekonomi keluarga yang serba kekurangan itu, ibu Arief, Salmah (Helmalia Putri), terpaksa bekerja sebagai TKW di Singapura. Setelah bertahun tahun belum juga kembali, dan tidak pernah memberi kabar selama 3 tiga tahun, Arief sangat merindukannya. Arief bekerja di bengkel sepulang sekolah dengan cita-cita mengumpulkan uang untuk mencari ibunya. dia akan akan dibantu oleh Cak Alul (Sudjiwo Tedjo). Cak Alul menyatakan sudah tahu posisi ibunya dan meminta arif menyediakan uang 5 juta untuk mencari ibunya ke Singapura. Suatu hari Ibu Tari Hayat (Revalina S. Temat), seorang guru fisika, melihat bakat besar yang dimiliki Arief. Bakat arif untuk pertama kalinya terlihat ketika dia diminta mempraktekkan percobaan fisika intuk menusuk balon dengan besi tanpa meletus. arifpun bisa melakukannya. Bu Tari kemudian menawari arif untuk ikut berangkat olimpiade tingkat propinsi. awalnya dia keberatan. bu Tari pun sedikit kecewa, namun tidak kurang akal, dia berikan selebaran beserta formulir olimpiade ke Arif. Arif langsung terbelalak ketika mendapati hadiah 2 juta rupiah jika menang. keesokan harinya dia berikan formulir itu ke bu tari. maka resmilah dia dibimbing persiapan olimpiade oleh beliau. arif diberikan buku yang banyak sekali. ' teman temanmu di kota sana yang mengikuti olimpiade ini, mereka bernafas, makan, tidur dan ke kamar mandi dengan buku buku ini', demikian kata bu Tari. dialangsung dengan bersemangat untuk belajar keras. Suatu hari bola yang dimainkan teman teman arif tersangkut diatas pohon yang tinggi dan tidak bisa dipanjat. akhirnya arif datang. dia mengukur sudut elevasi kemudian membuat percobaan roket air untuk mengambil bola tersebut. Bu Tari yang tidak sengaja lewat tertarik untuk melihat. beliau mengeluarkan ponsel dan merekam video percobaan arif itu. namun langkah arif untuk ikut olimpiade provinsi harus terhenti. karena pihak sekolah mengaku tidak punya dana. dana telah digunakan beli komputer. sekolah menganggap komputer jau lebih penting daripada lomba. dan meminta tari untuk tidak selalu memikirkan lomba sains. arif secara tidak sengaja mendengarnya. dia lantas lari meninggalkan ruang dan dikejar oleh bu tari. percaya atau tidak inilah fakta yang memang ada di daerah. pembangunan fisik dinilai lebih penting daripada moral dan otak. kalo cuma mau sekolah terkenal, lomba juga akan mengangkat nama sekolah kan. tidak hanya itu, pembangunan karakter bangsa juga dimulai dari sini. kita tidak akan pernah tahu permata atau batu biasa yang tersimpan di suatu daerah sebelum mengasahnya. video percobaan roket air tadi dikirimkan bu tari ke Pak Tio Yohanes (Ferry Salim) dan Deborah Sinaga (Febby Febiola) tim FUSI di Jakarta, yang notabene teman teman bu tari semasa masih mengajar id FUSI dulu. Pak TIo Johanes pun tertarik. dia kemudian datang ke Sumenep. dia ingin membawa arief ke jakarta dan bergabung dengan tim olimpiade fisika indonesia yang sudah dilatih lebih dulu. namun sayang arief menolak. dia merasa bagaimana mau ke internasional orang ke provinsi saja gagal. dia mulai tertarik ketika mendengar kata Singapura. Berkat dorongan Ibu Tari, Arief ikut seleksi olimpiade sains yang akan diadakan di Singapura dan bergabung dengan teman temannya di jakarta. Namun, sesungguhnya Arief memiliki agenda tersembunyi: menemukan ibunya di sana. dalam perjalanan ke jakarta, tepatnya ketika melintas diatas jembatan suramadu pak tio bertanya kenapa orang bisa lari dan melompati pagar tinggi ketika dikejar anjing. jawabanya adalah karena mestakung. Semesta mendukung. segala sesuatu yang dilakukan demi kebaikan pasti akan didukung oleh semesta. sehingga apa yang terlihat tak mungkin menjadi mungkin. di Jkakarta Arif digembleng untuk emngikuti lomba itu. sebagai anak kampung dapat dipastikan dia kalah ilmu dibanding rekan rekannya. namun aris terus berusaha sekuat tenaga. namun hasil yang diharapkan tetap saja peringkat bawah. dia juga sempat ingin kabur dari asrama ketika hujan ditengah malam. namun dia mendapatkan motivasi baru dari seorang tukang ketoprak. akhirnya dia memilih kembali ke asrama. di asrama Arif rief menjalin persahabatan dengan Muhammad Thamrin (Angga Putra), dan Clara Annabela (Dinda Hauw). perlahan tetapi pasti peringkat arif mulai naik hari penentuan pun tiba. mereka semua diuji untuk mengetahui siapa 6 besar yang akan berangkat ke singapura. satu persatu dipanggil. sahabat sahabat arif masuk dalam tim itu.. hanya dia sendiri yang tidak masuk. dia seperti terpukul. dia terdiam dalam kamar hngga thamrin datang. dia mengajak keluar kamar. dimana sudah ada bu debi dan teman temannya. bu Debi bilang pihak sponsor mau menambah kuota 1 orang lagi dan arif akhirnya berangkat. di Singapura mereka didampingi oleh Pak Tio Yohanes (Ferry Salim) dan Deborah Sinaga (Febby Febiola). satu hari sebelum lomba, mereka dipersilakan untuk jalan jalan di siangapura. namun arif memilih untuk mencari ibunya ditemani thamrin. namun sayang ibunya tidak ketemu.dia hanya mendapat informasijika ibunya sudah pergi beberpa hari lalu. arif lalu dikuatkan oleh clara anabela untuk fokus pada olimpiade. film ini terasa berbeda dengan jenis serupa. ini benar benar menggambarkan perjuangan seorang anak desa menjadi permata bangsa. aku seolah diajak ke romantisme masa SMA ketika mempersiapkan diri untuk seleksi TOBI. merinding merindingnya juga dapat banget ketika arif menang. special appearance dari prof Johanes Surya juga menambah kuatnya film ini. ada satu scene yang membuat saya terhentak seiain sesi arif bertanding dan menerima medali. yaitu ketika perbincangan antara bu tari dan pak tio dimana pak tio mengawali kalimat ' ... tari kamusudah membuat keputusan besar dalam hidupmu untuk mengabdikan diri mengajarkan science pada anak anak di pelosok negeri' trus ditanggapi oleh bu tari ' kamu juga lebih hebat, rela meninggalkan posisi bagus di universitas amerika untuk mengembangkan FUSI'. tiba tiba aku merasa apa ya yang sudah kulakukan untuk negeri? ada semacam semangat untu membantu mereka yang ada dipelosok negeri. minimal membantu mereka punya mimpi untuk diwujudkan dulu dan membuat mereka untuk tidak menyerah dengan keadaan. seperti kalimat Feri Salim ' semesta memang benar mendukung siapapun yg memiliki impian dan berusaha sekuat tenaga untuk meraihnya ' . atau kalimat Revalina S Temat ' kalau kita punya keinginan,kita harus kerja keras untuk mewujudkan keinginan itu. Kalau kita udah berusaha semaksimal mungkin,alam pasti ikut mendukung keinginan kita'.semua serba MESTAKUNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar