Minggu, 02 September 2012

RAHAYU WIRA ABADI, UNRECOMENDED TRAVEL

Mudik hmm pasti diantara kita langsung terbayang akan kemacetan panjang jalan raya, dominasi kendaraan roda dua yang terkadang tidak tahu etika berkendara di jalan raya, rent car, kelangkaan tiket segala moda transportasi, atau malah jumlah armada bus yang tidak mencukupi untuk mengadakan angkutan lebaran yang berbuntuk pada menumpuknya penumpang di terminal. Agaknya alasan terakhir itulah yang yang terjadi padaku saat hendak mudik lebaran tahun ini.

18 agustus merupakan hari yang sangat saya nantikan. Betapa tidak, untuk pertama dalam 23 tahun keluarga besar akan berkumpul saat hari pertama idul fitri. Hal ini ditandai dengan tibanya pakde da bude bersama dua orang my beloved sist and bro Kristalia Sandra dan Andika Perkasa di Surabaya. Suasana pertemuan di kedatangan domestic Juandapun menjadi sesuatu yang mengharukan saat itu. Dan tidak sampai disitu.. perjalanan pulang mudik dari juanda menuju ke tulungagung secara beriringan dengan dua mobil pasti sangat mengasyikan. Benarn benar tak bisa diungkapkan kesenangan hati ini saat itu. Namun apadaya.. tanggung jawab menyajikan informasi terkini dari seluruh penjuru jawa timur, melalui Jawa Timur Dalam Berita dilanjutkan menyampaikan informasi mudik dari Jawa Timur secara nasional pada item berita malam menahanku untuk ikut larut dalam kegembiraan perjalanan mudik bareng keluarga besar ini. Fine itu adalahsekelumit cerita tentang luapan ekspresi kegembiraan saya.

Next back to topic... ada satu pertanyaan yang berkecamuk malam itu. Mudik menggunakan travel bandara atau bus. Konsekuensi jika menggunaan bus adalah saya tidak akan terangkut. Atau terngakut namun entah harus menunggu hinga berapa lama. Pasalnya laporan rekan rekan reporter di lapangan saatitu menyatakan terminal purabaya aka nada lonjakan hebat, dan tidak ada armada. Maklum saja kampong halaman saya bukan beradadi lintas “padat” seperti nganjuk, madiundan seterusnya. Dimana kita mau cari bus sejelek dan sebagus apapun tetap ada. Hal tersebut diperparah lagi dengan telepon dari orang tua yang mudik menggunakan mobil bahwa tidak ada satu pun bus yang berpapasan maupun mendahului mobil kami. Alhasil panikpun terjadi. Sedang jika saya menggunakan travel bandara maka pasti harus merogoh kocek lebih dalam. Selain itu saya harus mempersiapkan mental lebih. Namun keuntungannya, saya tidak perlu merepotkan orang dirumah untuk menjemput ke kota kabupaten pada dini hari. Selain itu ketersediaan travel masih terus ada hingga pukul 00.00. pertimbangan itulah yang membawa saya untuk kembali menyambangi juanda setelah siaran. Meski ada salah satu rekan sejawat yang menyarankan untuk ke terminal dulu. Baru ke bandara. Namun ga tahu kenapa saat itu saya sudah bulat untuk pake travel bandara. Karena saya pikir akan bisa tidur dengan nyaman, kabin berpenyejuk udara, dan privasi tetap terjaga. Bagi saya saat itu yang terpenting bagaimana bisa lekas tiba di rumah. Saya tidak ingin melewatkan moment sekecil apapun terlewat. Apalgi harus menunda hinga esok hari. Bagi saya saat itu welcome to the jungle. Inilah mudik yang sebenarnya. Situasi yang selalu saya laporkan kepada khalayak 2 tahun berturut turut. Jika kemarin melakukan reportase kini menjadi pelaku.. so just sit it yours and enjoy the flight..



RAHAYU WIRA ABADI



Pertama kali tahu tentang travel ini dari salah satu sahabat yang baru saja menyelesaikan penelitian di kepulauan wakatobi Sulawesi. Saat itu dia hendak pulang ke tulungagung. Dari melihat dia yang keukeuh dengan pendirian naik travel bandara saat itu membuat saya berfikir untuk mencobanya. Akhirnya malam takber kemarin saya berkesempatan untuk mencoba travel yang notabene menjadi kebanggaan masyarakat tulungagung ini. Tapi bener ga ya..??? jawabannya adalah samasekali TIDAK. Kenapa? Check these out.

Ikut perjalanan travel ini akan menjadi sangat tak terlupakan bagi saya dan tentunya dengan tegas saya akan menolak untuk menggunakannya kembali. Ada banyak sekali alas an yang membuat saya tidak puas. Muali dari armada hinga service. Bahkan saya bernai berkata travel terjelek di Surabaya masih jauh lebih baik dari rahayu wira abadi.

Setiba di juanda saya langsung mengontak pihak rahayu. Tidak tahu kenapa respon yang saya terima sangat berbeda. Jika pada pangilan telepon sebelumnya mereka sangat ramah.. kali ini mereka super duper ketus. Bahkan ketika saya meminta di direct dari domestic ke lokasi mereka. Saya minta di direct bukan tanpa alasan. Pasalnya saat itu pintu internasional arrival dipenuhi oleh penjemput. Sedangkan counter mereka ada di dalamnya. Sehingga saya bermaksud dari mereka untuk menemui saya di café sebelah internsional. Ternyata justru bentakan bentakan yang saya dapat.

Tidak kurnag akal, saya yang ketika itu masih berseragam, langsung mengeluarkan press card. Kartu ini akan sangat bermanfaat jika saya idak bisa menembus counter. Dan tahukah andaapa yang terjadi? Bukan sebuah travel dengan penawaran elegan kepada penumpang pesawat yang baru turun melainkan.. situasi terminal yang pindah ke international arrival. Banyak kenek dan driver rahayu yang berdiri di depan counter sambil mencegat semua saja yang baru keluar dari pintu kedatangan. Saya bertanya dalam diri, “ inikah yang tadi mereka sebut di telpon dengan,” petugas counter kami?””. Hal ini sangat berbeda jika kita bandingkan dengan counter golden bird dan kaha di sebelahnya yang tampil cantik dan elegan, rahayu benar benar kebanting deh. Situasi di depan counter rahayu wira abadi ini benar benar seperti terminal yang menyaru di kedatangan internasional juanda. Bahkan situasi di kedatangan domestic masih jauh lebih tertib dan tahu etika. Oh gosh.. welcome to the real jungle.

Untuk ukuran kedatangan internasional mereka seharusnya dapat menjual service. Tidak perlu dengan berteriak sana sini sambil menghisap putung rokok. Seorlah mereka tidak memahami adanya perda KTR dan KTM di sejumlah lokasi pelayanan public. Lantas kemana otorita bandara? Angkasa pura II kemana kalian? Kok sampai ada yang model begini. Saya mungkin tidak akan sevokal ini jika itu terjadi di domestic. Tapi ini terjadi di internasional. Internastional arrival adalah pintu pertama bagi wisatawan asing untuk masuk ke Indonesia khususnya jawa timur. Masa iya mereka akan kita suguhi dengan hal semacam ini? Inikah yang kita jual pada masyarakat internasional? Jika ya, kenapa harus susah susah membangun airport semegah itu. Kenapa tidak membangun selayaknya terminal saja.

Belum cukup sampai disitu. Awalnya saya pikir akan menuju counter,beli tiket dan mengetahui jam berangkat yang tertera di tiket. Jika waktu masih lama, saya ingin ngopi sejenak di java café atau dimanalah di bandara. Dan nanti ketika sudah mendekati keberangkatan aka nada petugas yang memberitahu via sms maupun telepon jika travel akan segera diberangkatkan. Apa yang saja pikirkan berdasarkan pengalaman menuju soetta naik primajasa dari bandung. Tapi lagi lagi harapan tingalah harapan. Salah satu driver dengan logat tulungaung yang super duper kental membawa saya ke parkir mobil juanda. Apa yang dia lakukan selanjutnya? Meminta kami menungu disana tanpa kepastian kapan terangkut, armada mana yang kami naiki dan tentu saja tidak ada satupun crew rahayu yang bisa ditanya. What the hell… penelantaran macam apalagi ini? Hingga tahap itu aku hanya bisa menarik nafas yoga, berusaha menenangkan diri. Serta focus pada tujuan utama.. pulanggggg serta tiba di rumah. Moment untuk ikut berkumpul bersama keluarga besar mengalahkan segalanya.

Beberapa saat kemudian barulah ada yang mendata dan menarik ongkos. Seratus ribu rupiah. Sedikit lebih mahal dibanding travel regular dan bus patas tentunya. Tapi tak apalah demi pulang kerumah dan tidak merepotkan kluarga berapapun ga masalah. Apalagi nani pasti bisa intirahat di mobil.

Rupanya untuk kesekian kali harapan tinggalah harapan. Saya mendapatkan mobil isuzu elf butut. Tanpa ac, tanpa lewat tol, dengan kebisingannya dan sebagainya. Pelan tapi pasti mulai ada berontaan dari dalam diri saya. Saya merasa sangat tidak terima dengan perlakuan ini. Sedikit menyesal juga kenapa tidak mencoba ke terminal terlebih dahulu. Apalagi ketika inget atasan saya yang angsung bereaksi setelah melihat saya siaran nasional. Padahal saya sudah diijinkan untuk men sub kan siaran nasional ke rekan lain. Bahkan beliau juga hamper marah ke rekan saya ini.tapi sudahlah saya bisa mencegahnya. Namun inikah yang harus saya dapat? Tidak terima? Pasti.

Jika saya bandaingkan, armada rahayu wira abadi ini sangat tidak terawatt. Kursi yang sangat tidak ergonomis, reclining seat mati, ac mati,idak ada music, deru mesin yang masuk ke kabin, kaca yang tidak rapat dan Cuma diganjal kertas tebal agar tidak jatuh, ditambah dengan barang dan manusia yang terkesan asal tumpuk. Petugas yang tidak memahami cara packing mobil yang baik ikut menambah panjang daftar keruwetan ini.hal ini sangat berbeda dengan berbilang tahun yang lalu. Ketika SMP saya menggunakan armada mereka untuk mengantar kami lomba ke kota kabupaten. Kondisi armada berbalik 180 derajat.

Saya rasa semua ketidak beruntungan ini akan berakhir dengan naik mobil serta akan segera tiba di tujuan. Namun ternyata salah besar. Selepas dari Surabaya, kami berhenti di salah satu rumah makan daerah trowulan mojokerto. Apakah ini servis makan dari mereka. Sama sekali bukan. Bagi penumpang yang mau makan silakan bayar masing masing. Tapi ga masalah lah ya. Pemasalahannya adalah, baru di resto ini dilakukan cross cek penumpang. Dan dipindahkan dari satu armada ke armada lain dengan dalih dipilih yang sejurusan. Halooooo tadi di bandara ngapain ajah? Kenapa baru ditengah jalan sih diecer bengini? Ini travel management amburadul banget sih. Seharusnya jika mau melakukan klasifikasi penumpang kan bisa dilakukan di bandara. Sembari melakukan klasifikasi penumpang, penumpang dapat ke toilet dulu kek, beli makan ato minum kek, ngopi kek.. Tidak seenaknya begitu saja. Situasi serupa juga terjadi ketika armada sudah berbelok kiri dari mojoagung. Anehnya lagi yang ngecer penumpang adalah drivernya sendiri. Trus kerja adminnya ngapain ajah? Jaga counter? Bener tajaga counter? Saya kok sering lihat counternya di internasional kosong mlompong tanpa ada yang jaga ya? Saya bahkan sempat dpindah dari elf ke bus mini.

Melihat perlakuan rahayu wira abadi yang semena mena tersebut saya jadi mikir, apa sih yang mereka cari? profit? Profit model apa yang mereka inginkan? Bukankan asset paling berharga bagi perusahaan jasa adalah trust. Jika trust ajah ga ada, gimana mau profit. Lets say blue bird deh. Si burung biru ini punya jutaan customer loyal. Mulai anak kecil sampe kakek nenek. Bahkan ada yang menanamkan pada keluarga mereka kalo taxi ya bluebird. Kemanapun perginya selama ada blue bird yah blue bird. Karena safe dan comfort. Bluebird cukup memberikan service memuaskan kepada seluruh customer mereka. Dan selanjutnya trust yang mereka dapat. Setelah trust didapat maka yang berbicara adalah bahasa trust seperti yang saya tulis diatas. Bahasa trust inilah yang akan memberikan feedback ribuan kali lipat bagi bluebird berupa profit income. Bayangkan saja jika dalam satu keluarga ada kakek nenek, ayah ibu, dan dua anak dimana semuanya adalah customer loyal blue bird. Mereka sudah punya 6 penumpang. Kalikan saja dengan jumlah keluarga dalam satu kota, kalikan lagi dengan seluruh Indonesia. Besar bukan?

Tampaknya hal ini yang belum disadari penuh oleh management rahayu wira abadi. Mereka hanya berusaha meraih profit tapi tidak melibatkan hati dan trust d dalamnya. Mungkin mereka merasa tidak perlu ngoyo dan menerapkan hal hal abstrak itu karena sebagai pemain tunggal. Jangan salah.. justru sebagai pemain tunggal mereka harus menerapkan standart tinggi terhadap pelayanan. Sehingga competitor akan berfikir ulang untuk bermain di koridor anda. Seperti yang dilakukan harapan jaya, sama sama dari tulungagung, namun harapan jaya kini menjadi pemain tunggal dalam melayani penumpang koridor Surabaya-tulungagung pp dan Jakarta. Mereka menerapkan standart tinggi. Keramahan, kenyamanan penumpang, dan kebersihan armada sangat diperhatikan. Bahkan mereka merespon complain dengan sangat cepat. Hitungan menit bahkan. Tidak hanya itu, mereka menanggapi tanpa kenal waktu. Meski tengah malam mereka juga tetap menanggapi keluhan customer. Jika dibandingkan dengan harapan jaya yang sama sama dari tulungagung maka rahayu wira abadi kalah telak. Terlepas dari factor usia tentunya.

Atau ada alasan lain yang membuat management rahayu mengesampingkan hal yang saya jabarkan diatas seperti segmentasi pelanggan. Mungkin mereka merasa segementasinya adalah maaf orang orang desa, yang belum tahu apa apa serta para TKI kita yang baru pulang, sehingga pasti tidak akan mempermasalahkan hal seperti ini. Jika memang ini yang terjadi tentu sangat mengerikan. Betapa tidak, mereka para Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri adalah pahlawan devisa bagi bangsa ini. Haruskan diperlakukan semacam ini? Mereka memang berasal dari desa,tapi apa pantas mereka mendapatkan perlakukan semacam ini? Mereka sudah bekerja susah di negeri orang, jadi paling tidak biarkanlah merasakan sedikit fasilitas mewah sebagai apresiasi terhadap kerja selama ini. Mereka memang TKI namun please manusiakan juga mereka. Jangan malah dijadikan ladang untuk mencari uang, pemerasan dan sebaginya. Mereka juga punya keluarga di rumah yang senantiasa menungu kedatangan dengan senang hati.

Tulisan ini dibuat bukan untuk bermaksud menjatuhkan, melainkan sebagai kritik dan perbaikan terhadapa layanan rahayu wira abadi. Karena ketika bahasa trust yang berbicara, maka financial profit pasti akan mengikutinya.

70 komentar:

  1. kebetulan kantor pusat rahayu wira abadi deket rumah saya, tapi saya baru tau kalau pelayanan-nya seperti itu !!!

    tapi emang sering denger dari teman kalo emang sopir-nya itu sering cari uang sampingan atau istilahnya ceperan .... semoga aja dari pihak menegement Rahayu Wira abadi membaca ini, sehingga di perbaiki pelayanan-nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. sampean orang selorejo to? saya temen seangkatnnya wiwid anaknya pak sigit di smp.. cuma beda kelas... awalnya saya kira everything is okay... saya terbujuk ama tetangga saya yang baru pulang dari penelitian di wakatobi.. dia bilang enak ikutan rahayu.. padahal saya udah cegah.. ga tahu feeling ajah... saking penasarannya jadi pengen coba.. bareng dicoba kok yo.. duh kah.. ternyata tetangga saya itu ketipu juga dan kapok naik rahayu...
      manajerial kacau balau.. ga pantes tuh mangkal di terminal internasional.. sejelek jeleknya domestik masih lebih menghargai customer deh... *tepok jidat

      Hapus
  2. Pernah juga naik RWA,bawa bayi.Penumpang ditumpuk seperti sarden dalam kaleng.Janji dijemput jam 12 malam,nunggu dipinggir jalan sampai jam 2 pagi (ngga mau jemput dirumah) padahal desa saya dilewati o/ travel tsb dan dekat dgn kantor desa.Saya didudukan di depan bersama ibu2 gendut,sedangkan suami duduk dibelakang pakai kursi tambahan (dingklik).Sopir disebelah saya merokok dengan enaknya disepanjang perjalanan,saya coba mengingatkan tp sopir cuek saja,padahal kan ada baby.Sampai Mojokerto(saya lupa daerah mana) penumpang disuruh turun semua dipinggir jalan sambil dikelompokkan jurusan di Surabaya.Sampai di Sby pun jalur pengantarannya tdk sejalan jd muter-muter.Saya yg orang Surabaya asli mencoba memberi advise tp sopir malah membentak (kesannya,ibu-ibu diam saja yg penting sampai tujuan).Kapok pakai RWA,jd sekarang kalau mudik harus pegang tiket travel langganan pp.Kalau ngga ada mending ngga mudik.Capek.

    BalasHapus
    Balasan
    1. tuh kan bener.... ga ada etikanya deh... bukannya saya mau sok bener ya... tapi yang namanya ngrokok di sebelah bayi dan ibu ibu itu tindakan tidak beretika... harusnya ketika mereka mau kasih layanan antar jemput yah harus mau dong kerumah.. ada satu hal yang pembaca blog sekalian ga tahu.. mereka juga menerapkan pungli loh.. kalo untuk jemput ato menurunkan di depan rumah.. penumpang harus menambah 20ribu dari harga tiket awal... harga segitu masuk kantorng pribadi...

      Hapus
    2. Wah, ini info yg menrik skali buat saya yg kebetulan sedang cari info travel dari juanda ke tulung agung dan sebaliknyam
      Jadi travel yg rekomended apa ni?

      Hapus
  3. salam kenal....kalo ke tulungagung yang recomended buana travel tapi ga ada yang ke bandara. saya sih suggestnya mbak ato mas maipura misal pake flight siang mending turun bandara langsung beli tiket damri bandara ke terminal lanjut patas ajah.
    ato mungkin kalo rombongan sirkus ber 4 ber 5 ato ber 6 bisa pake pelangi. itu macam mobil rent car. mungkin sampe tulungagung sekitar 500 tapi worthy kannn... misal rahayu @100rb x 6 udah 600rb.. sama ajah jatuhnya.. malah ga pake lama... atau bisa juga kalo berani nembak blue bird. tapi nembaknya di luar bandara. naik prima juanda sampe pangkalan blue bird yang di medaeng.. terus tembak ke tulungagung 500rb.. pasti mau.. nanti diakali deh sama dia...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setiap pulang dari jakarta aku selalu pakek RWA,
      Senengku sih carter soalnya kalu carter langsung diantar sampai rumah, dan harganya cuma 400 kok nggak seperti yang di bilang.
      pelayanannya juga bagus
      sopirnya ramah, tz armadanya juga nggak seperti yang dibilang itu.

      Hapus
    2. Kalau berani ya jangan pakai anonim dong kalau komen.

      Hapus
  4. oh ternyata begitu... gak jadi ikut RWA deh....

    mending ikut bus regular aja, atau sewa mobil carteran sendiri...

    mahal dikit gpp, daripada sengsara nantinya...

    BalasHapus
  5. Share pengalaman saya hari ini, saya naik RWA dari Bandung Tulungagung schedule jam 07:00, baru berangkat jam 09:40, dari jam 8 kurang sudah saya tanyain ke counternya di Bandung jawabnya sudah dijalan, akhirnya sampai Juanda terlambat dan tiketku hangus, sialnya lagi flight hari ini ke Mataram sudah penuh dan yang ada untuk besok itupun harganya 600 lebih, ya daripada tidak ada akhirnya kuambil juga, mau balik ke tulungagung tanggung, besok harus balik lagi, terpaksa cari penginapan sekitar juanda. Selama sekitar 5 tahun jadi customer Rahayu, hari ini yang paling mengecewakan, rugi uang dan waktu. Sudah saya hubungi mulai dari yang ada di juanda sampai yang punya sendiri yaitu sigit tetap jawabannya tidak mau bertanggung jawab dengan alasan saya beli tiket pesawatnya bukan di rwa. Kira-kira apa ya Travel yang recommended dari tulungagung ke bandara, kalau dari bandara ke tulungagung sih saya lebih senang naik bis
    Oya, sampai lupa, saya Eko Cahyono, rumah di Bandung Tulungagung, kerja di NTB, pulang antara 1-4 bulan sekali tergantung kebutuhan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yah jawaban macam apa ituh... masa karenatiket ga beli di rahayu terus itu boleh sebagai permisif??? enggak banget... sepertinya mereka memang ga tahu konsep melayani dengan baik... jujur ya... saya empet bianget begitu liat segala sesuatu yang bertuliskan rahayu wira abadi sliweran... udah cukup sakiiiiitttt..... iya sih ga bakalan ada promo kalo mefet.. kalo saya sih rekom mending ke airport tetep naik harjay patas.. tapi JANGAN turun terminal... tapi bilang ajah turun di blue bird mas. nanti ke airport pake blue bird..pilih ajah lewat tol.

      Hapus
  6. travel Mitra abadi atau dikenal travel Mitra, sudah berdiri lama sebelum buana travel

    BalasHapus
  7. sekitar akhir 2012 di Tulungagung Telah berdiri "Ayu Indah" Tour n Travel yang akan menjawab keluh kesah pelanggan ... G mungkin n G bakalan NyeseL......!!!!

    BalasHapus
  8. kalo dari juanda ke ponorogo ada travel yg melayani gak mas?

    BalasHapus
  9. Jadi mikir mikir klo mau pake RWA, selama ini klo pulang kampung selalu pake RWA yg drop off, langsung carter dr juanda-tulungagung atau sebaliknya. Cukup baik kalo carter, tp pernah sekali dr juanda ke rumah pake yg travel krn sendiri tdk bawa keluarga, hasilnya nyesel banget...!!!. Mana sopirnya juga selalu minta tips/uang tambahan..dan yang paling parah ngerokok dimobil, padahal ada bayi didalam n sy ingetin cuek aja..

    BalasHapus
    Balasan
    1. ga beretika bener ya... ngrokok mash silakan ajah tapi liat sikon dong... kalo di kendaraan umum, di deket anak anak, ama ibu ibu mbok ya jangan...

      Hapus
    2. Miris bgt, sy Tulungagung sumbergempol, males bgt liat mobil sliweran d wil. TA yg ada tulisan RWA, kapok...kapok...males bgt.

      Hapus
  10. Setelah baca artikel ini, jadi mikir mikir juga mau pake RWA. padahal kemaren saya ngujuk ngujuki suami buat pake jasa travel ini, soalnya "katanya" bisa anter sampe rumah. Tp ternyata ada pungli nya ckck. Jadi mending saya jemput sendiri.. Makasih ya mas infonya, sangat bermanfaat.

    BalasHapus
  11. buana travel bagus ga ya?

    BalasHapus
  12. semua tergantung pribadi masing masing deh

    kalu misalkna ada yang sampai minta pungli biasanya sich aku nggak pernah ngasih kalau memang sudah tarif segitu ya segitu

    kalau kita mikir pungli itu nggak bagus ya kta anggap aja sebagai amal kepada orang yang membutuhkan

    artikel ini kyak menjatuhkan seseorang ya
    hahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. bukan menjatuhkan sih.. tapi wujud kekecewaan pada armada yang dulu sangat kita banggakan sekarang kok jadi begini

      Hapus
  13. Gan mau nanya nih. Tgl 31 juli nanti kan aku flight dari jakarta-surabaya. Landing di juanda kira2 pukul 22.30. Nah ada ngga travel juanda-tulungagung jam segitu gan? Mohon infonya

    BalasHapus
    Balasan
    1. yo wis cuma rahayu ini aja mas.. ga ada yang lain... kecuali mau naik taksi ke terminal... landing 22.30... plus urus bagasi 23.30 to... kalo ke terminal dapat bus biomel...

      Hapus
  14. Aku jg pernah naik travel itu muter2 sampe blitar hampir malang. Sby-t.agung dr jam 6sore sampe rumah 3 pagi. Kebayang ga sih ortu di rumah kayak apa perasaannya.aduh mobilnyabjg bauuu bnget. Slama 9jam an di mbl rasanya kyk di pasar ikan

    BalasHapus
  15. Mungkin ikut DI CV RIVAI JAYA dijamin pelayanan memuaskan....saya pernah ikut mungkin belum ada cabang dimana2 kantor pusat didaerah mojo kediri .saya penumpang cuman 1 orang ya tetep diangkut ..mobilnya bagus pula mobil xenia,avansa dll ngk ada namanya elep .... pokoknya penumpang itu diutamakan....

    BalasHapus
  16. klu travel ayu indah kebanyakan jg bekas dr river RWA jg sich gan...utk tarif kenapa ya beda antara Kediri-juanda sebaliknya. klu pas berangkat k juanda 50 rb utk balik dari juanda kok 100 rb. padahal tarif resmi cm Rp.50 rb ?

    BalasHapus
  17. Cuma mau ngasih referensi saja
    masalah pelayanan saya juga ndak tau
    1.-- http://www.joyfultrans.com/
    2.-- http://porukunjaya.com/product/5/10/Travel/?o=terbaru#/image-product/img39-1368779497.jpg

    BalasHapus
  18. Haha...pengalaman sama..tapi bukan RWA, apa ya KTM kalau ga salah. Ngga AC, panassss.....rasanya travel.sby-TA(yang sampai.luar kota Kabupaten) begitu semua. Pas naik.kmrn, pengen turun ganti Harapan Jaya saja...tapi tanggung. sopir gila nelpon sampai.sy tegur dan tdk digubris. Hmm...kapok dahhh...bener..segmennya TKI.

    BalasHapus
  19. padahal dengan service trust dibangun

    BalasHapus
  20. Hemm..
    padahal nti pulang dr Taiwan m naik RWA ke Ngunut Tulungagung..,,tp dngn bnyaknya yg complain tntng RWA,jadi mikir 1000x tuk pake armada tsbt,,

    BalasHapus
  21. Selamat pagi, hehehe... sebenrnya banyak travel bandara Juanda ke Tulungagung. tapi rata2 semua service sama, soalnya kebanyakan dari mereka (driver ) yang bekerja di KTM, WIJAYA, AYU INDAH, dll adalah pindahan dari RWA. bener mas dimas sebagai alternatife DAMRI ke BUNGUR lalu ganti Bis Umum. Klo mbak mas penikmat patas, jam terakhir adalah 21.30 WIB. diatas itu smpean semua harus nunggu sampe jam 02.00 wib dini hari baru ada patas. klo jam 21.30 keatas yang jalan bis BOMEL. tapi sekarang bis BOMEL PELITA dan HARJAY banyak mengeluarkan armada baru yang ATB ( ac tarif biasa ). sebenernya kalo mau teliti, ada armada avanza, xenia, inova yang mangkal di bandara. milik orang Tulungagung yang mengantar drop bandara pulangnya kosong, sampean bisa nego harga. dan rata2 drivernya rumahan ( sopir pribadi ), mereka ketimbang pulang kosong biasanya pulang bawa 1, 2 orang buat ceperan. klo mau diantar sampai rumah biasanya nego diawal. mugo2 info kulo saget bahan pertimbangan. nuwun ( dari saya sopir pribadi )

    BalasHapus
  22. saya dulu jg seperti itu, sangat kecewa sekali...wes kapok...

    BalasHapus
  23. untuk semua yang dari bandara juanda surabaya bisa mencoba AURORA TRAVEL,,Ini Travel baru dari Juanda ke Kediri dan jg sebalik nya kalu yang mau ke TulungAgung bisa transit dulu ke kediri.silahkan kunjungi website dan Fb kami di www.AURORA TRAVEL.com. Semua yang anda keluh kan akan ter obati dg Aurora Travel,silahkan mencoba.

    BalasHapus
  24. Q jg pnah naik 1x je... Mga next lbh baik lg ye!!! Aku akan menghubungimu Rahayu.....

    BalasHapus
  25. Ngomong2 masalah mudik n travel...gmana ya kalo mudiknya H-4 dr Juanda - Kediri ? Pake travel ato bis enaknya ?

    BalasHapus
  26. JANGAN naek Rahayu wira abadi. SEKALI LAGI JANGAN . Karna saya dan istri juga punya pengalaman terburuk dgn travel ini. Selain supir yg ugal ugalan..keselamatan penumpang juga tdak di utamakan. Waktu itu istri lagi hamil.karna gaya nyupirnya yang ugal2an.hampir saja istri saya melahirkan sebelum waktunya.
    untuk mas bro dan mbak bro. SEKALI LAGI PIKIRKAN BERIBU KALI UNTUK NAEK RAHAYU WIRA ABADI.

    BalasHapus
  27. Temukan pelayanan teramah dan profesional hanya di MHT Tour & Travel. Telp 0355 - 329062 / 328067

    BalasHapus
  28. kalo mau kritik,mening langsung saja k RWA,ni namanya sama juga dengan ngejatuhin nama dari RWA, ugal"annya sopir RWA seperti ap??? kalo driver g lari kenceng ntar penumpang klamaan d jlan juga ngeluh,berat lo jadi Driver d RWA, tulungagung - sby PP cmn bwa plg uang 40 rb, itu pun kalo dia jlan,apalagi seharian kerja g ad waktu istrhat,,,g semua driver punya attitude yg buruk kog, slama pengalaman saya mereka ramah semua,,,mereka juga manusia, mereka juga bekerja untuk kluarga,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. mohon di cek kembali tanggal posting. jika memang sekarang sudah lebih baik its ok.. sepanjang yang saya lihat di juanda sekilas sudah ada perbaikan. bahkan di terminal 2 juanda saya ihat crewnya sudah jauh lebih aik. mungkin karena mereka ada satu deret dengan brand2 ternama jadi mau tidak mau dituntut untuk menampilkan yang terbaik. namun dari cerita beberapa rekan yang kerja di luar daerah ( kalimantan, jakarta) menurut mereka perbaikan ada namun belum signifikan.

      Hapus
    2. Gmn nih? Enak nyaman naik apa juanda tulugagung pesawat tiba pkl. 22.00 wib jd patas harapan jaya dah habis dong.., RWA dah berbenah mengutamakan kenyamanan penumpang blm y 2015 ini? Hufht...

      Hapus
    3. Saran saya hati hati dan waspada.

      Hapus
  29. Tadi pagi adik saya hampir jadi korban sopir RWA. Berangkat dr kediri wates jam 2 pagi. Sampai Mojokerto oper mobil. Setelah sampai di bandara juanda penumpang lain pada turun adek saya ndak boleh turun katanya terminal keberangkatan di bagian lain. Ternyata adek saya dibawa keluar bandara. Adek saya mulai curiga tanya sama si sopir dan si sopir bilang karna pesawat berangkat pukul 10.00 katanya adek saya mau diajak jalan jalan dulu. Kata adek saya sepanjabg perjalanan omongan si sopir ndak sopan banget. Karena merasa ada g beres adek telpon saya klo dia mau dijahati ma si sopir. Karena dengar percakapan saya ditelp si sopir langsung putar balik lagi adek saya diantar ke bandara lagi. Ini rencana besok saya mau ke kantor RWA wates mau minta penjelasan dr pihak RWA. Adik adalah TKW yg selesai dapat cuti dr majikannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wih seriusan sampai seperti ini... semoga ga terjadi apa apa ya..

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    5. Ini pasti mas memed 😄😃😀

      Hapus
  30. Ayo pulkam ke tulungagung wkwkwk

    BalasHapus
  31. Dari SBY ke T.AGUNG ato sebaliknya ada travel Mandala Holiday yg bs buat nyaman penumpangnya,, ada snack jg..mobil luxio...biar percaya coba aja deh pren,,,saya sdh sering kali naik travel Mandala Holiday.

    BalasHapus
  32. Tolong di share pren. . Travel yg aman dan nyaman, saya flight dr SG trs mau ke Blitar tgl 14 ini ( malam) dan hny di jmput adek n anak. Agak takut sih krna biasa nya siang hari. . Thank you..

    BalasHapus
  33. Well, saya kemarin juga baru pakai travel RWA dr Juanda menuju Kediri. Awalnya saya pikir mereka akan pakai armada sejenis mobil avanza atau xenia gitu yang ada logo rahayunya. Nah ternyata saya juga diamgkut pakai mobil elf warna merah, tidak lewat tol, tanpa ac. Parahnya lagi waktu turun, setelah membayar 200K untuk 2 orang, masing2 100k, driver dengan entengnya bilang "200 untuk perusahaan dan buat sopirnya ya tambahin lah". Sumpah gak worth it banget. Tha ks for sharing.

    BalasHapus
  34. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  35. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  36. Denger pengalaman dri temen sih katannya ok" aja tuh.mobil avanca pake ac..semua tergantung keberuntungan sih.klo pas dapet pak supir yg ugal"an dan mobil jelek.ya nasip..

    BalasHapus
  37. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  38. lihat dari pengalaman di atas jadi ngeri deh mau gunakan RWA buat pulang ke tulungagung. padahal rencana awal mau pakek RWA soalnya dulu sih pertama pakek 2010 rekomen banget. Lihat coment di atas mending pakek travel lain deh dari pada nyesek.

    ada rekomen gak untuk travel surabaya-tulungagung selain buana travel?

    oya nama saya iwan tgl di plandaan kedungwaru

    BalasHapus
  39. Pengalaman dari teman2 sangat membantu, rencana mau pakai rwa, tapi kalau seperti itu pelayanan nya berarti tak ada kemajuan dong. Dulu pernah sich pakai rwa pelayanannya mengecewakan kayak temen2 alami....... Mobilnya elf tanpa ac, penumpangnya ditumpuk, rutenya muter2, sudah 5 th yang lalu Habis itu kapok dah pakai rwa..... Masa sampai sekarang tetap kayak itu. Mending tetap pakai pelangi bandara atau taksi prima biar mahal dikit ndak apa2 deh.

    BalasHapus
  40. Pengalaman dari teman2 sangat membantu, rencana mau pakai rwa, tapi kalau seperti itu pelayanan nya berarti tak ada kemajuan dong. Dulu pernah sich pakai rwa pelayanannya mengecewakan kayak temen2 alami....... Mobilnya elf tanpa ac, penumpangnya ditumpuk, rutenya muter2, sudah 5 th yang lalu Habis itu kapok dah pakai rwa..... Masa sampai sekarang tetap kayak itu. Mending tetap pakai pelangi bandara atau taksi prima biar mahal dikit ndak apa2 deh.

    BalasHapus
  41. Pengalaman dari teman2 sangat membantu, rencana mau pakai rwa, tapi kalau seperti itu pelayanan nya berarti tak ada kemajuan dong. Dulu pernah sich pakai rwa pelayanannya mengecewakan kayak temen2 alami....... Mobilnya elf tanpa ac, penumpangnya ditumpuk, rutenya muter2, sudah 5 th yang lalu Habis itu kapok dah pakai rwa..... Masa sampai sekarang tetap kayak itu. Mending tetap pakai pelangi bandara atau taksi prima biar mahal dikit ndak apa2 deh.

    BalasHapus
  42. Pengalaman dari teman2 sangat membantu, rencana mau pakai rwa, tapi kalau seperti itu pelayanan nya berarti tak ada kemajuan dong. Dulu pernah sich pakai rwa pelayanannya mengecewakan kayak temen2 alami....... Mobilnya elf tanpa ac, penumpangnya ditumpuk, rutenya muter2, sudah 5 th yang lalu Habis itu kapok dah pakai rwa..... Masa sampai sekarang tetap kayak itu. Mending tetap pakai pelangi bandara atau taksi prima biar mahal dikit ndak apa2 deh.

    BalasHapus
  43. I have to say that your blog offers more than one would expect, the story is very exciting, and more of all entertaining. Website content grammar check How i wish to see much more of this, its interesting.

    BalasHapus
  44. Lebaran tahun ini ada planing pulang ke tulungagung.klau sampai juanda jam 7 malam,sebaikny pakai travel apa yah.mas bro,mba bro tlong recommended

    BalasHapus
  45. Pake RWA? Kmarin tgl 9 saya pake travel ini. Kecewa bgt!!!! Dr awal bilangnya avanza udah itu ternyata grandmax. udah gitu saya sebagai penumpang di lempar2 lagi ke mobil lain pdahal saya bawa anak kecil umur 2 thn. Mulai naik mobil jam 9 pagi nyampe rumah jam 6 sore pdahal cuman surabaya - rejotangan. Udah gitu dari drivernya ndak ada penjelasan apa2. Moga ada perbaikan dr pihak yg bersangkutan.

    BalasHapus